Idul Adha di Wisma Duta Ankara 2016


Hari di wisma berjalan begitu cepat, rasa-rasanya baru kemarin aku masuk ke wisma bersama beberapa kawan karena adanya tragedi percobaan kudeta hingga membuat suasana di Turki, khususnya Ankara menjadi sedikit bermasalah. Berjalannya waktu aku merasa ada ikatan persaudaraan yang telah terajut antara kami yang tinggal di Wisma. Ada rasa saling membantu, menyemangati dan tentunya memotivasi untuk terus menjadi pribadi yang lebih baik. Hingga akhirnya hari itu datang, persiapan idul kurban di Wisma Duta.


Dari beberapa tahun belakangan ini KBRI Ankara tak pernah sekalipun mengadakan shalat idul kurban. Namun baru tahun ini, karena adanya momen kebersamaan yang ada di wisma maka KBRI mengadakan shalat idul adha di Wisma. Maka hari-hari itu dilalui dengan berbagai persiapan. 5 hari sebelum shalat Idul Adha kami dikumpulkan oleh bapak Dubes, awalnya tujuannya memang tak lain adalah menyemangati teman-teman yang masih beruasaha mencari beasiswa dari pemerintah Indonesia. Lalu tiba-tiba Pak Dubes berinisiatif untuk mengadakan suatu acara yang untuk mengisi perayaan idul adha. Maka setelah beberapa usulan yang dilontarkan beberapa orang diputuskan untuk mengadakan perlombaan cerdas cermat islam dengan pembentukkan panitia dari teman-teman yang sedang belajar di jurusan islamic studies. Maka malam-malam setelah itu pun, aku bersama teman-teman yang lain yang menajdi panitia untuk lomba cerdas cermat sibuk mulai dari membuat soal, mempersiapkan acara, persiapan tempat dan lain sebagainya.


Malam-malam dilalui dengan lembur, bahkan ada teman yang sampai tidak tidur karena harus menyiapkan soal. Kemudian menggabungkan soal-soal yang sudah dibuat. Untung ada pak Erik yang membantu membuatkan kopi dan menyediakan hidangan snack untuk mengganjal perut kami malam itu.


Maka tibalah hari perlombaan, persiapan yang sudah matang membuat kami begitu siap. Aku juga yang bertugas menjadi juri pada babak penyisihan siap untuk memberi soal kepada peserta. Peserta dari teman-teman wisma begitu antusias. Aku melihat semangat yang terpancar dari wajah-wajah mereka. Bahkan beberapa hari sebelum perlombaan mereka sibuk menyiapkan materi, kadang berlatih untuk saling menjawab soal. Semangat itu begitu menggugah, bahwa setiap orang sungguh bisa untuk belajar mendapatkan ilmu agama yang baik dan benar. Maka malam itu antusias dari bapak Dubes, dan para undangan begitu terlihat. Mereka senang melihat para peserta yang begitu antusias menjawab soal, dan berusaha untuk melakukan perlombaan sebaik mungkin. Walaupun pada akhirnya hanya ada tiga tim yang lolos untuk diperlombakan di babak final.


Dengan selesainya acara penyisihan lomba tak menyurutkan malam-malam kami selaku panitia untuk berhenti menyusun soal dan program acara. Bahkan malam-malam itu tubuh begitu lelah, mata ingin dipejam dan sepertinya tubuh benar-benar capek. Maka untuk satu malam tidak bisa membantu kawan panitia menyiapkan semuanya. Ijin untuk undur diri. Maka paginya aku bergegas untuk balik ke asrama sebentar untuk mengambil keperluan yang dibutuhkan untuk shalat ied. Utamanya adalah baju muslim. Dan beberapa batik yang dipakai untuk acara malam final itu karena aku menjadi mc sekaligus moderator bersama seorang kawan.


Sorenya, setelah sampai di wisma maka aku langsung menuju tempat acara. Menyiapkan semuanya. Benar-benar MC malam itu tak ada persiapan. Aku hanya percaya pada teman MC yang bepasangan denganku, Begitupula dengannya. Mungkin karena kami juga sudah dekat dapat feel dan chemistry nya. Malam itu begitu sempurna, acara berjalan sukses dan meriah. Tak disangka antusias peserta dan penonton di malam final begitu baiknya. Kami selaku panitia begitu senang karena acara itu berjalan sukses.


Esoknya, sebelum subuh kami harus sahur untuk puasa Arafah. Capek sih capek, tapi ya bagaimana lagi. Harus memaksakan tubuh untuk tetap bangun dan makan sahur. Hari itu puasa arafah begitu cepat berlalu tidak terasa. Mungkin karena dilalui dengan teman yang lain. Sorenya KBRI mengadakan buka bersama sekaligus doa bersama untuk kesuksesan beaisiswa teman-teman. Hidangan yang disiapkan di wisma juga spesial, dan tentunya momen kebersamaan itulah yang paling spesial malam itu. Acara dilanjutkan dengan takbir bersama. Aku lihat beberapa teman hanyut dalam suasana syahdu nan indah malam itu. Pun denganku, aku merasakan suasana lebaran idul adha mirip dengan di Indonesia. Syahdu dan begitu menyayat jiwa.


Paginya, tanpa babibu harus segera mandi dan bersiap untuk shalat ied, karena kami banyak maka antri mandi pun tak terelakkan. Untungnnya aku sigap dan siap akhirnya bisa selesai lebih awal dan hadir awal di lapangan. Suasana idul adha hari itu begitu spesial, khususnya bagiku. Tiga tahun yang lalu persis aku jg merasakan idul adha pertama di Turki, dengan keluarga kecil di 100.yil yaitu Pak Moyo bersama keluarganya dan teman-teman lain. Waktu itu begitu syahdu merasakan Idul adha pertama di Luar negeri bersama keluarga Indonesia di Turki. Lalu setahun kemudian aku bersama kawan asrama hampir telat untuk sholat ied di Kocatepe, untuk masih dapat menjangkau. Lalu merasakan idul adha bersama keluarga Turki di desa di pojok kota Ankara. Dan setahun yang lalu aku merasakan idul adha di Indoenesia bersama keluarga. Semuanya spesial, dan tentunya hari ini juga. Spesial dan sangat terkenang.


Usai shalat dilanjutkan dengan foto selfi, foto bersama lalu makan dan bincang-bincang. Waktu itu aku harus memindahkan file foto ke komputer terlebih dahulu karena banyak yang minta, dan tentunya aku juga ingin upload terlebih dahulu. Maka agak sedikit telat, bersama seorang kawan, Habib namanya kami bersama menuju lapangan untuk sarapan bersama. Sedang teman yang lain sudah berkumpul. Hanya aku dengan habib sendiri waktu itu. Kami sarapan bersama berbincang, maka datanglah Ogi. Kami cerita tentang diri masing-masing. Mendalami karakters satu dengan lain. Cerita kesan kemari, dan tentunya tentang pengalaman selama di Wisma duta ini. Habib lebih suka menyebutnya Keluarga Gamelan, karena kami tinggal di ruang gamelan. Siang itu begitu hangat dan tentunya spesial. Bercengkrama dengan teman-teman di Wisma. Foto bersama dengan penuh canda tawa. Menikmati momen yang sebentar lagi hampir usai. Ah..

Entah kenapa, hari-hari itu berlalu begitu cepat. Semuanya sekarang sudah pergi, dengan kehidupannya masing-masing. Tentunya untuk mengembangkan hidup dan tetap berprestasi. Sepenggalan pengalaman luar biasa di Wisma ini selalu mengingatkan ku bahwa waktu itu sangatlah spesial. Ia cepat berlalu dan pergi. Dan pertemuan serta perpisahan adalah mutlak. Maka nikmatilah momen yang ada, dan syukuri semuanya agar menjadi berharga.

0 comments