Catatan Senja


Senja di Ankara
Foto dari Masjid Hacci Bayram

Sore itu Ankara berlangit cerah tak tertutup awan. Langit sepertinya tersapu bersih oleh angin-angin musim gugur di kota Ataturk ini.
Jalan-jalan yang tadinya tak begitu ramai tiba-tiba membludak, suara deru mobil yang lalu lalang semakin keras terdengar melalui jendela kecil di samping kamar saya.
Ankara sore, sore dan sore. Sepertinya aktivitas manusia di kota metropolit ini memang monoton. Ya, monoton karena setiap pagi mereka berangkat kerja dan sorenya mereka kembali lagi ke rumah. Tak heran jika pada 2 waktu itu jalan tak ada yang lenggang. Bis tak ada yang kosong, Sisi jalan tak ada yang terlihat sepi. Karena 2 waktu itu seluruh penduduk di kota ini sepertinya menghambur ke jalan.

Sore ini saya baru saja pulang dari TOMER. Untung saja tak sesore hari-hari sebelumnya. Kalaupun iya, sepertinya saya haru berdesak-desakan lagi dalam bus yang menggunakan kartu itu.
Sore ini saya kembali mengatur agenda saya kedepan. Agenda yang sejatinya masih jauh kesana. Karena memang, saya baru saja 3 minggu lebih disini, hampir 4 minggu. Tapi sepertinya masa adaptasi saya sudah saya jalani dengan sukses. Dan mulai sekarang saya harus bisa MANDIRI. Mandiri dalam artian belajar, berbahasa dan beraktivitas pribadi lainnya.

Sore ini saya sekali lagi mengintropeksi diri. Selama beberapa minggu disini seharusnya saya sudah banyak mendapatkan sebuah hal yang belum saya dapatkan dari Indonesia. Dan satu hal lagi yang harus saya intropeksi, Sejauh mana saya berkawan, bersahabat, dan mengikat ukhuwah ? Ah, pertanyaan yang ada-ada saja. Terlihat aneh bukan ? Tapi pertanyaan itu adalah salah satu pertanyaan penting bagi saya. Karena pergaulan itu nantinya bisa membentuk karakter saya. Masih ingatkah tentang petuah soal teman itu bagaikan minyak wangi dan tukang besi ? Tentunya dari pepatah itu bisa kita perjelas, bahwa pergaulan kita akan berdampak besar dalam membentuk pribadi kita. Masih ingat juga kan tentang pelajaran ilmu sosial ?
Bahwa yang membentuk pribadi kita adalah ; Keluarga, teman, lingkungan dan sekolah.

Sore ini saya mengintropeksi lagi, oke, maybe enough is enough. Cukup, cukup sudah saya berleha-leha, saya mengikuti arus, saya meminta bantuan dan merepotkan, saya tak memiliki keberanian berbahasa. Ah, cukup sampai sore ini saja. Jangan datang kembali kepadaku.

Senja di Ulus, Ankara
Patung Ataturk naik kuda


#catatan sore seusai TOMER
30 Ekim 2013


0 comments