3 Tahun yang lalu, saya masih duduk di kelas satu MAPK. Madrasah Aliyah Program Keagamaan. Sebuah sekolah yang namanya tak banyak di dengar oleh telinga masyarakat. Namun sebenarnya sekolah ini adalah sebuah sekolah kehidupan yang namanya tetap terpatri oleh para Alumnusnya.
Ya, tepat di bulan juni kemarin saya dinyatakan sudah menjadi alumnus di sekolah tersebut.
Saya masih ingat betul perjalanan saya di waktu kelas satu. Kelas pertama yang haru mulai membiasakan bahasa arab di setiap materi keagamaan. Saya harus memeras otak lebih ketika mengahadapi ujian semester untuk menghafal definisi, poin-poin penting dan lainnya. Sekali lagi saya masih ingat ketika pikiran kami harus benar-benar kami mantapkan untuk KEAGAMAAN. Hati saya juga harus saya mantapkan, bahwa saya adalah jurusan KEAGAMAAN. Bukan jurusan Ipa, ataupun Ips yang notabennya terlihat keren.
Waktu itu, banyak sekali teman-teman saya yang hampir putus asa ketika tak bisa memantapkan hati mereka. Pikiran kami waktu itu memang begitu seperti anak kecil. Kalau yang biasanya sukses adalah jurusan Ipa atau Ips. Agama mau jadi apa'an?
Tapi, hari-hari yang kami lalui dengan bimbingan para mentor 'asatidz' yang memiliki ketawadhuan luar biasa akhirnya perlahan mensirnakan pikiran itu. Perlahan kami mulai yakin, yakin bahwa program keagamaan adalah yang dibutuhkan waktu ini. Bukan lagi program Ipa atau Ips.
Dan dalam 3 tahun itupula, saya tambah yakin. Bahwa memang inilah yang telah Allah pilihkan bagi saya. Allah memilihkan bahwa MAPK adalah temoat saya memintal ilmu. Tak sekadar ilmu dunia semata. Tapi ilmu ukhrawi dan Ilmu kehidupan tentunya.
Jadi, MAPK memang berjodoh dengan saya. Dan sekarang saya baru menyadari suatu hal. Suatu hal yang cukup unik. Bahwa yang bisa sekolah di dekat kuburan itu, adalah thulab yang "bejo". Bejo karena MAPK adalah sekolah luar biasa yang saya pernah saya temui dan rasakan.
Jl. Sumpah Pemuda no. 31 Kadipiro Surakarta.
#Ankara pagi dengan siluet sunset matahari
07.26
0 comments