Semangat Yang Tak Terlupakan

Hari ini kabut tebal menyelimuti langit-langit yang biasanya berawan tipis di kota yang mengaku-ngaku eropa ini. Apalagi kalau bukan kota Ankara. Benar-benar dingin, kabut-kabut yang pekat itu serasa menggantikan rintikan salju yang sampai saat ini tak kunjung turun lagi. Hari ini adalah hari sabtu, selain itu hari ini pula adalah hari pemilihan ketua PPI Turki baru, itu tandanya saya juga harus terlibat dalam pemilihan tersebut. Tak heran bila sejak sedari pagi mataku tak bisa ku pejamkan ulang sehabis subuh. Aku masih bingung untuk memilih siapa, maka waktu pagi sehabis subuh saya gunakan untuk melihat profil, visi misi, tujuan, pencapaian bahkan debat kedua calon ketua PPI Turki.

Siang ini, sehabis menunaikan shalat dhuhur di pojok mushola kecil asrama Tahsin saya bersama kakak tingkat dan seorang kawan bertolak ke kizilay, karena TPS terdekat ada disana. Dan benar-benar dingin ketika saya mulai keluar dari gedung asrama. Mungkin suhunya sekitar -5 atau berapalah. Benar-benar dingin menggigil, untungnya saya sudah siap dengan 4 lapis celana dan baju. Dan perjalanan siang itu akhirnya sampai di kizilay dengan bus berkartu. Seketika turun dari bis ada suara keras yang aneh. Dan dugaan saya benar, ada demo di kizilay. Baru kali ini saya melihat demo di kizilay, walaupun sebelumnya kerap kali mendengar kalau di daerah ini sering ada demo. Dan demo kali ini sepertinya dari partai buruh. Saya tak hiraukan, karena memang tak terlalu penting bagi saya. Kemudian dengan berjalan cepat, kami bertiga langsung menuju lantai 2 burger king sampaing kizilay alisveris merkezi yang dulu sempat saya upload fotonya di blog ini. Dan kemudian saya siap memilih calon ketua PPI. Bismillah.

Dan benar-benar simpel sekali siang ini. Hanya memilih kemudian pulang. Tapi di saat perjalanan pulang pikiran saya terngiang ketika saya masih merasakan bangku depan nomer 2 di kelas lantai atas itu. Mana lagi kalau bukan yang kelasnya berisi laki-laki semua. MAPK Putra. Ketika saat itu benar-benar waktu bagi saya dan teman sekelas untuk memulai organisasi wajib, OPPK (Organisasi Pelajar Program Keagamaan) Untuk periode 2011-2012. Ya, waktu itu saya benar-benar harus melewati malam-malam yang galau karena harus ikut dalam calon ketua umum. Bersama 5 kawan lain yang kemudian menjadi Inti. Kami melewati malam-malam galau yang beriringan untuk menunjukan kepatutan menjadi calon ketua OPPK putra. Kami yang waktu itu benar-benar harus berkeringat dingin melewati tahab-tahab pemilihan. Yang terdiri dari Pembacaan profil dan visi misi, Debat bahasa Arab-Inggris, Kampanye, dan terakhir adalah pemilu. Benar-benar harus berdeg-deg ser karena teman saya waktu itu sangat hebat. Selain karena mereka  adalah top-top nya teman sekelas. Entahlah, waktu itu saya harus ngomong bahasa arab di depan para asatidz dan memikirkan dengan keras solving dari masalah yang ditanyakan.

Satu pertanyaan yang masih teringat kala itu, yang ditanyakan oleh almahbub al ust. Bimo. Bagaimana cara agar hari minggu tak banyak santri yang pulang dan tetap di asrama ? Yang tentunya berbahasa arab. Saya pun menjawab sekena nya. Yaitu dengan tandhif pagi harinya, dan bla bla bla. Lupa. hehe.

Dan di waktu pemilihan pun hanya ada 7 orang yang memilih saya. Haha, saya beruntung, karena memang saya tak mau menjadi ketua umum waktu itu. Dan sebenarnya waktu itu, saya ingin sekali menjadi wakil ketua. Tapi apalah daya, ternyata saya lebih cocok untuk menjadi Bendahara umum.

Mungkin tulisan ini hanya sedikit nostalgia masa indah ketika saya masih berkecimpung dengan cita-cita luar biasa bersama dengan kawan-kawan yang luar biasa pula. Dan tujuan tulisan ini bukanlah pamer  dari saya ataupun kampanye ppi turki. Tapi tujuan saya adalah memotivasi diri saya lagi. Betapa semangatnya dulu ketika saya masih belajar di tempat dekat kuburan itu. MAPK. Saya ingin merasakan semangat itu lagi. OPPK, MAPK, CDR, LF, CPI, MFQ, dll. Saya hanya berharap bahwa saya tak melupakan semangat itu.

Ankara, 21 - 12 - 13

2 comments