Halaman 2
*PR 1. Tema : Orang asing di negara baru
Menjadi Orang Asing di Turki
2 Bulan yang lalu tepat saya datang di Negara Antah berantah ini, apalagi kalau bukan Turki. Negara yang makmur dan sejahtera tepat di tengah bola dunia. Untuk menempuh perjalanan dari Indonesia kesini pun memerlukan waktu yang tak sedikit. Setengah hari lebih, 14 jam. Padahal dengan menggunakan pesawat terbang. Memang negara yang antah berantah, negara yang sebelumnya belum pernah terngiang-ngiang dalam pikiran kecil saya. Bahwa saya akan belajar di negara yang jauh dari tanah air ini. TURKI. Disini, saya tinggal di asrama pemerintah dengan kesemuanya dijamin oleh beasiswa pemerintah turki. Maka tak heran jika saya memang benar-benar menjadi orang asing disini. Atau di Indonesia sering disebut Bule. dari Indonesia untuk s1 yang seperti saya ada sekitar 30 anak. Kesemuanya sama seperti saya, tinggal di asrama pemerintah dan lolos untuk beasiswa pemerintah turki.
Inilah pengalaman pertama saya tak hidup di Indonesia. Alias hidup diluar negeri. Dan sudah barang tentu banyak sekali perbedaan yang saya rasakan disini dibanding dengan tanah air saya. Karena tak pernah ada yang mengatakan bahwa Indonesia dan Turki adalah negara yang sama. Tapi merupakan negara berbeda yang bekerjasama. Disini ada 4 musim dalam setaun, sedang di Indonesia hanya memiliki 2 musim yang sepertinya mulai kebalik-kebalik. Itu makanya, disini perlu ekstra adaptasi bagi saya untuk tetap bertahan hidup. Bismillah. Kemudian terkait dengan bahasa. Tak mungkin disini saya menggunakan bahasa Indonesia dalam keseharian dengan orang turki. Keharusan bagi saya untuk berbahasa Turki, karena saya di Turki, buka Indonesia. Makanya sekarang saya sedang belajar di TOMER untuk mendalami bahasa Turki ini. Dan tentunya bagi kita orang asing, bahasa turki sangatlah sulit, seperti bahasa alien gitu.
Selain itu disini pula banyak perbedaan dari tanah air yang menghambat kehidupan saya disini, seperti ; sistem pemerintahan yang berbeda, perbedaan makanan, perbedaan iklim, kultur, ekonomi serta pendidikan. Lebih dari itu, yaitu masalah pribadi yang saya alami sendiri. Apalagi kalau bukan tentang masalah kesendirian, rasa kangen dengan tanah air dan masalah kehidupan yang jauh dari keluarga. Tetapi itu semua sebenarnya tak terlalu menjadi hambatan serius. Karena disini saya memiliki banyak teman, dan mereka menghilangkan rasa kesendirian itu. Apalagi karena teknologi yang semakin canggih. Membuat komunikasi dengan keluarga lancar dan mudah.
Sudah 2 bulan saya di Turki, dan untuk perjalanan waktu panjang saya disini sangat diperlukan adapatasi yang cepat. Sehingga nantinya saya seperti merasa, bahwa Turki seperti negara saya, Indonesia. Baik Indonesia maupun Turki, aku sangat mencintainya. []
*PR 2. Tema : Apakah uang adalah ukuran kebahagiaan ?
Arti Sebuah Kebahagiaan
Orang kaya bukanlah ukuran bahwa manusia tersebut bahagia. Pun dengan orang yang memiliki uang banyak, bukanlah menjadi syarat kebahagiaan. Dalam hidup kita sejatinya kebahagiaan itu yang mengukur hanya diri kita sendiri. Karena manusia satu dengan yang lainnya memilik ukuran yang berbeda-beda. Tapi, ukuran itu tak ada sangkut pautnya dengan uang.
Orang kaya yang memiliki banyak uang sebenarnya tak merasakan sebuah kebahagiaan. Tak lain karena mereka kebanyakan takut uang mereka hilang, di curi dan lainnya. Hingga mereka akhirnya kesulitan, karena sibuk menjaga uang dan hartanya. Arti kebahagiaan itu mencakup 2 macam, yaitu kebahagiaan dunyawi dan ukhrowi. Kapan kita merasakan nikmatnya kebahagiaan dunia ? Ya sejak kita masih kanak-kanak, remaja, orang tua, bahkan jompo sekalipun. Dan tentunya kebahagiaan itu tak semata dengan ukuran uang. Namun dengan ukuran yang kebih dari itu. Meliputi pendidikan di sekolah maupun universitas, pekerjaan, dan juga dalam hal cita-cita dan tujuan hidup bisa kita rasakan sebuah kebahagiaan. Seperti saya yang lolos beasiswa turki. Saya sangat bahagia karena salah satu cita-cita saya akhirnya terwujudkan. Kebahagiaan dunia itu tak lain dan tak bukan artinya sama dengan kesuksesan di dunia.
Kebahagian kedua menurut saya adalah kebahagiaan ukhrowi alias akhirat. Yaitu kebagiaan ketika kita melaksanakan kewajiban dan perintahnya. Seperti sholat dan ibada lainnya. Dan inilah kebahagiaan sejati, yang kita tak boleh hanya memikirkan kebahagiaan dunia semata. Wajib bagi kita mulai memikirkan kebahagiaan akhirat ini.
Akhirnya, tulisan ini memang tak berpihak untuk setuju dengan statement "Bahagia, ya harus dengan uang". Karena menurut hemat saya, ukuran kebahagiaan itu tak sekadar uang melimpah dan harta bertumpuk. Namun 2 kebahagiaan yang ada. Dunia, dan kebahagiaan hakiki di akhirat. Mari kita meraih kebahagiaan baik di dunia maupun kebahagiaan kehidupan abadi di akhirat. []
#Jangan terlalu percaya bahwa tulisan bahasa turkinya bagus. Karena ambrul adul sekali nampaknya. Dan tulisan bahasa Indonesia ini sejatinya untuk sharing saja. Maaf karena banyak penambahan kata yang tak ada di tulisan bahasa turki saya. *Semangat menyongsong Ujian bahasa Turki.
23:24
22-12-2013
Ankara Üniversitesi TÖMER Yenisehir Şubesi.
0 comments