Melihat Dunia dari Berbagai Jendela #2

Tulisan lanjutan dari Kenapa harus keluar negeri....

Pemandangan Jalan terpadat di Ankara, kızılay
pertemuan jalan dari berbagai daerah di Ankara

Bangunan yang berjajar tinggi


Di bawah itu adalah pintu masuk ke metro bawah tanah


Pintu masuk ke metro (kereta bawah tanah) yang di bawah tanah juga
banyak toko-toko


Pemandangan ini di ambil dari lantai 4
Sore itu angin winter yang melambai-lambai menembus jaketku serasa bertambah dingin. Dan seharusnya tubuhku sudah berada di dalam ruangan yang berpenghangat. Tapi nampaknya mencari tempat untuk berlindung dari angin dingin ini terlihat mudah saja. Karena memang banyak gedung-gedung dan pusat perbelanjaan megah yang berjajar rapi di samping kanan dan kiri jalan. Setelah agak lama bergelut dengan suhu minus di luar ruangan, akhirnya keputusan ku ada di Kızılay AVM. alias Kızılay Alış Veriş Merkezi. Atau Pusat perbelanjaan Kizilay. Tak ada rencana untuk membeli sesuatu, tapi hanya ada satu hal tujuanku, apalagi kalau bukan berlindung dari dingin yang menggigil.

Ya, setelah sampai di dalam ruangan rasanya kalau melihat pemandangan luar tak nampak jika cuaca di Ankara siang itu adalah -8. Karena di luar sangat cerah dan tak ada pemandangan salju. Tapi memang inilah yang membuat aku geleng-geleng beberapa hari terakhir ini, bahwa suhu diluar adalah minus dengan kondisi mentari yang bersinar terik.  Keanehan yang luar biasa, matahari yang biasanya membuat kepanasan negeriku di seberang sana, ternyata disini seperti tak ada gunanya. Tak bisa menghangatkan suhu siang ini.

Siang ini, ketika aku berteduh dari dinginnya kota Ankara aku seperti benar-benar merasakan perbedaan lagi dari negeri asalku. Benar-benar aku merasa bahwa inilah yang bisa aku rasakan di luar negeri. Dan tulisan ini memang lanjutan dari tulisan yang lalu, yang masih aku tulis #Bersambung. Apalagi kalau bukan soal memilih luar negeri ?. Bahwa merasakan sebuah perbedaan mencolok itu akan membuat kita bisa belajar. Belajar untuk memperbaiki negeri yang kita tinggal untuk merantau. dari foto-foto yang terjebret tersebut, aku bisa memikirkan satu hal. Bahwa belajar diluar negeri, bukan hanya soal universitas yang lebih baik, atau soal beasiswa yang besar. Tapi juga soal membawa martabat bangsa dan mengemban cita-cita satu. Membangun peradaban Indonesia yang lebih baik. Dengan menjadikan contoh baik dari negara yang kita rantaui beberapa tahun ini.

Lanjutan tulisan ini seperti sebuah sinetron di Indonesia yang tak kunjung habis jika terus disambung. Dan akan semakin berbelit-belit. Berbelit disini dalam artian semakin berbobot untuk menjadikan motivasi besar dalam hidup kita. Bahwa berkelana, berkelana yang pernah dimaksudkan oleh imam syafi'i adalah berkelana untuk membuka mata kita pada dunia. Bahwa dunia ini bukan sekadar negara kita. Tapi berjuta-juta jendela dunia yang bisa kita buka, buka dengan berkelana mengunjunginya dan hidup untuk beberapa waktu disana. 

Tulisan ini sepertinya akan menggantung lagi. Ah, aku benar-benar ingin memotong tuntas tulisan tanpa buntu ini. Tulisan yang tak berujung namun satu tujuan, bahwa perlulah kita berpikir, kehidupan kita adalah kehidupan yang singkat. Maka tak salah, jika kita mencoba untuk melihat dunia dari berbagai jendela, dari berbagai benua, negara dan suku bangsa.

#bersambung
*Semoga tulisa selanjutnya tak membosankan.

21.03
11-12-13

0 comments