Tanah Tuhan, Tanah Merah Marrakech

Masjid Kutubia (Yang dijadikan ikon kota Marakesh)

Marrakech (baca : Marakesh) adalah salah satu nama kota di Maroko yang terletak di bagian barat daya. Perjalanan dari ibukota Maroko (Rabat ) menuju ke kota ini adalah 6 jam jika ditempuh dengan bis dan 5 jam jika ditempuh dengan kereta api. Marakech merupakan kota yang sangat populer di Maroko. Karena merupakan kota destinasi pasriwisata Maroko. Kota ini mendapat julukan kota mutiara dari selatan. Ada juga yang menjuluki kota merah (the red city) karena memang semua bangunan, tanah, benteng dll berwarna merah.

Kata Marrakech berasal dari bahasa barbar yaitu penduduk asli Maroko, yang artinya tanah Tuhan (Murt'n akush). Sejarah panjang kota inilah yang membuat Marakech menjadi kota paling penting di Maroko. Kota ini dibangun pada tahun 1062 M oleh penguasa dinasti Murabithun yaitu Yusuf bin Tasyfin. Dan kemudian Marakech dijadikan ibukota almoravid dan almohad. Dan dengan itulah juga nama Maroko itu diambil, dari kata Marakesh.

Berkunjung ke kota Marakech merupakan kesempatan luar biasa bagi saya. Tak hanya bisa mengunjungi tempat wisata yang terkenal, namun juga bertemu kawan-kawan indonesia yang juga luar biasa disana. Mahasiswa indonesia di kota ini lumayan banyak dibandingkan dengan kota lain. Jumlahnya ada 20an orang, terdiri dari jenjang pendidikan S1 dan S2. Mereka tinggal di dua rumah berbeda, namun jaraknya berdekatan. Dan kedatangan saya waktu itu, ternyata berbarengan dengan teman indonesia lain yang datang dari Casablanca dan kota lain. Dan dari situpula lah saya dapat mengenal banyak teman yang kuliah di Maroko ini.

Pagi itu, saya berangkat dari Rabat pukul setengah 8 dan sampai di Marakech pukul 13.30. Alhamdulillah waktu itu saya langsung dijemput oleh Bang Muharril, Mahasiswa indonesia yang sedang menempuh S2 di Cadi Ayyad University. Beliau yang menjemput saya di terminal dan mengantarkan saya jalan-jalan sekaligus jadi fotografer juga, hehe..

Pertama, kami jalan ke masjid Kutubia, masjid ini merupakan masjid yang tertua di Maroko. Bahkan arsistekturnya mencotoh Masjid Kurtuba yang ada di Cordoba, Spanyol. Maka banyak yang menyebut bahwa masjid ini merupakan kembaran masjid Kurtuba. Di samping masjid ini ada tiang-tiang yang seperti tidak tuntas dibangun. Mungkin waktu itu karana ada masalah pembangungannya terpaksa dihentikan dan tidak diteruskan lagi.

Setelah dari Masjid Kutubia, kami langsung menuju ke Jami El Fena. Pelatarana kesenian Marakesh. Di sini semua rakyat tumpah blah, ramai memadati pelataran. Mulai dari tarian, topeng monyet, pertunjukan ular, sulap juga tentunya pedagang-pedagang kuliner dan oleh-oleh khas Maroko. Jami El-Fena merupakan tempat paling ramai dan terkenal di Marakesh. Maka ada yang bilang jika ke Marakesh namun belum menyempatkan ke tempat ini. Dan ketika malam minggu seperti ini maka terlihatlah bagaimana tempat ini bisa dijuluki tempat wisata nomer wahid di Marakesh.

Istana El Badi (Hanya reruntuhan)

El-Badi Palace
Hari minggu nya kami ke Istana El-Badi. Istana ini merupakan Istana tertua di Marakesh, namun sekarang hanya tinggal reruntuhannya saja. Tapi dari reruntuhannya banyak spot-spot yang bisa digunakan untuk foto. Jadi tetap lumayan untuk mengunjungi tempat ini.

Setelah itu kami ke Bahia Palace, Istana yang sangat mirip dengan Istana Al-Hambra di Cordoba. Dari arsitektur dan bentuk bangunannya yang bisa dikatakan mirip. Istananya sangat menawan, bahkan didalam nya ada ruangan raja yang memang masih sangat terjaga, dan yang bagusnya lagi kita bisa foto di dalamnya, karena terkadang banyak istana yang ketika di dalamnya kita dilarang berfoto (termasuk ketika di Turki).
Bahia Palace
Dan terakhir untuk tidak lupa dikunjungi adalah Menara Garden. Yaitu tempat pemandian raja dengan satu bangunan khusus untuk raja. Disana ada kolam pemandian yang besar, dengan khas pepohonan palem di sekitarnya menambah cantik pemandangan. Sayang sekali ketika saya kesana langit tidak terlalu bersahabat, jadinya fotonya agak kurang bagus.

Sekian perjalanan di tanah merah Marakesh, sebenarnya kalau ke Marakesh tidak boleh juga meninggalkan satu tour lagi, yaitu tour Sahara. Tapi waktu itu karena keterbatasan waktu saya tidak bisa melengkapi perjalanan di Marakesh dengan ke Sahara.

Menara Garden

0 comments