Tak Boleh Putus Asa, Ketika Nilai Kita Tidak Bagus

Secara khusus saya memang tidak begitu rajin. Ini saya jujur sekali, hehe. Dulu ketika mulai smp hingga sma mungkin bisa dikatakan saya rajin, tapi mungkin ketika sudah masuk ke kuliah rajin saya bukan ke belajar, namun ke hal lain. Tapi yang memang tak pernah hilang dari saya, rajin banget ketika ujian. Ketika sudah mulai masuk ke minggu ujian saya belajar begitu menekan diri, sehingga mungkin banyak yang kaget ketika saya mendapatkan nilai tinggi namun tak pernah rajin belajar. 

Alhamdulillah, setahun sudah di Turki dengan belajar bahasa Turki. Namun tantangan yang dihadapi semakin besar, yaitu kuliah dengan bahasa Turki. Dengan kemampuan bahasa Turki yang hanya dipelajari selama setahun agaknya banyak menghambat pemahaman pelajaran. Tapi untungnya kuliah di semester satu di Jurusan ilahiyat -atau kata orang islamic theology- banyak pelajaran yang menggunakan bahasa Arab. Jadi tidak terlalu bermasalah.

Namun, ada satu pelajaran yang memang menjadi momok anak kelas 1 di AUIF. Yaitu pelajaran Iman. Ketika gurunya agak terlalu berpikir di luar pemikiran kita, kemudian ketika menerangkan terlalu banyak pikiran dan sumber yang bersebrangan dengan kita. Apa yang harus kita lakukan? Tetap menganggap pemahaman guru itulah yang benar. Namun tak sekadar itu, ternyata ketika ujian guru ini memberi soal yang teramat sulit. Hingga banyak teman Turki yang juga mendapat nilai kurang dari 60. Nah, teman Turki aja dapet nilai kurang dari 60, apalagi kami yang orang asing ? Dengan bahasa yang masih gak karuan. Dan ketika ujian tengah semester saya mendapat nilai 38. Haha, mungkin memang segitulah kemampuan saya menjawab soal dengan bahasa Turki seadanya.

Waktu itu saya benar-benar hampir putus asa, dan berpikir kalau memang belum akan bisa lulus id pelajaran itu. Maka mungkin tak usah melanjutkan belajar karena untuk lulus di Ujian akhir saya harus dapat nilai minimal 75 untuk lulus.  Tapi untung ada teman Turki yang selalu menyemangati dan mau membantu untuk belajar. Akhirnya hilanglah putus asa itu, dan berubah menjadi semangat baru. Bahwa yakin bisa lulus dengan nilai yang baik untuk pelajaran ini.

Dan Alhamdulillah, ternyata guru ini memberi PR untuk membuat makalah dengan memilih tema yang telah ditentukan. Dan waktu itu saya memilih tema IFK, yaitu difitnahnya Aisyah Ra dengan Berzina. Saya bisa menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan dari kawan, dengan bahasa Turki tentunya.

Selain membuat makalah, saya juga rutin belajar dengan kawan yang Turki tadi. Dan sebelum ujian saya menghafal semua kalimat yang ia tulis semisal dengan contoh pertanyaan ujian di tahun sebelumnya.

Walaupun tidak begitu yakin, ketika ujian saya menjawab dengan kemampuan saya. Apapun saya jawab pertanyaannya. Dan alhamdulillah, ketika nilai diumumkan saya bisa dinyatakan lulus dan dengan nilai yang sangat mengagetkan. Yaituuu :

Nilai Pelajaran Islam Inanc Esaslari (Aqidah)

Maka tak ada kata menyerah dan putus asa lagi ketika kita mendapat nilai yang tidak bagus. Bahkan itu justru harusnya membuat kita semakin semangat lagi memperbaiki kesalahan dan kekurangan kita. Bismillah. Semangat menggapai impian.

0 comments