Teman Tomer |
Mendung tebal yang bertengger dilangit ankara pagi ini sepertinya tak segera jatuh lagi seperti kemarin. Mungkin sudah tak saatnya butih air hujan itu menyerbu tanah basah ini lagi. Aku sudah muak untuk kembali berbasah-besah seperti hari yang lalu itu. Karena aku lupa membawa payung putihku, jaketku juga jaket palto yang tak tahan air, pun dengan sepatuku kemarin yang tak kedap air seperti boot musim dinginku. Karena kemarin aku benar salah kostum. Untuk hari ini, ketika tak hujan aku malah membawa sepatu boot. Tak apalah. It's okey kalau kalau kata teman setomer ku yang berkulit hitam itu.
Hari ini seusai pulan kelas TOMER aku bersama kawan indonesia setomer ku menemukan tempat ngobrol, belajar, curhat dan bermain baru. Walaupun tempatnya baru dan spesial, namun ternyata bisa digunakan untuk sekadar melepas penatnya bahasa turki yang tak karuan berlompatan di tas kami. Di tempat itu ada semuanya, mulai dari kave buat sekadar membeli minum, toko buku serta mushala kecil. Karena tempat itu adalah toko buku kave milik diyanet vakfi (Wakaf departemen agama turki) Dan ternyata baru saja diresmikan beberapa hari yang lalu. Senang sekali rasanya menemukan tempat itu. Karena sudah lama kami tak belajar bareng lagi, sekadar tertawa bareng dan ngobrol ngalor ngidul.
Sudah cukup tulisan kali ini, untuk sekadar melepas jenuhnya malam panjang Ankara dan penatnya bahasa turki.
Ankara, 26.2.2014
0 comments