Rindu, Rindu dan Mereka di rumahku

Tahukah rasanya ketika engkau merindukan kedua orangtuamu kemudian kamu gak bisa menghubungi mereka ?
Tahukah rasanya engkau jauh dari orang tuamu sehingga kadang sinyal itu tak menjangkau kamu dan mereka ? sekali lagi, bukan sinyal teknologi terkini yang bagus atau apa. Tapi sinyal rindu yang tak terjangkau.
Tahukah engkau ketika dulu di madrasah tsanawiyah kau menunggu jemputan abahmu ketika hujan kemudian kau berlarian menuju wartel taapi akhirnya tutup.
Bahkan engkau sampai rela berjalan sambil menangis hampir 7km  sampai teman perempuanmu ada yang mau membawa kamu di sepedanya.
Sekali lagi, tahukah kamu ketika kamu tak bisa menghubunginya lewat hape karena larangan di aliyah kemudian kamu menuju wartel dan ternyata wartelnya rusak. Kemudian, akhirnya kamu berjalan lagi ke rumah.
Rasanya, marah, sebal, kesal, dan ingin ngangis gero-geroooo... Kenapa sih sampai sendeso itu rumahku ? sampai tak ada angkutan yang lewat depan rumah ? bahkan aku haruss berjalan sekita 1km untuk keruma dari pemberhentian terakhir bis ???

#tapi sekarang adalah kerinduan. Kerinduan yang tak bisa dicapai dengan berjalan sekilo atau suruh menjemput. Tapi kerinduan akan tawa, marah, nasehat, semuanya di rumah. Rindu yang sebulan ini belum terganti. Karena belum bisa video call. Rindu yang memuncak dikala malam menjelang, dikala adzan terdengar dari pucuk menara mesjid.

#semoga Segera terbalas rindu ini ya Rabb.. Aku menunggu balas yang Engkau salamkan lewat doa..

0 comments