Sekarang Aku adalah 18 Dalam 16

Hari ini adalah hari rabu. Iya bukan ? Hari yang dinanti para adek-adek kelas ku di MAPK untuk segera menuntaskan akhir dari perjuangan siang malam nya untuk menghitamkan jawaban di kertas jawab ujian nasional tahun ini. Hari ini adalah penhujung mereka untuk membuktikan seberapa kemampuan yang bisa mereka keluarkan dari dulu susah payahnya kelas satu menghafal vocabulary hingga kelas 3 menghafal rumus cepat matematika. Dan Alhamdulillah, semuanya sepertinya berjalan lancar. Semoga adek-adek kelas ku di MAPK diberi hasil yang terbaik oleh Allah, dan hasil itu akan mengahantarkan mereka pada dunia impian mereka.

Hari ini adalah hari rabu. Iya kan ? Hari dimana tomer ku masih berjalan seperti biasanya dan penuh dengan gramer baru yang membuat aku harus meremas otakku lagi dalam kelasku yang luas itu. Tomer yang entah semakin hari membuat kejenuhan tiada tara bagiku. Kejenuhan yang entah apakah  segera usai ketika aku memasuki masa untuk siap ujian akhir untuk diploma. Ehm, bener bener membutuhkan kesabaran tingkat dewa luar biasa untuk perlahan menyelesaikan gramer tinggi bahasa turki memang. Karena banyak dari kawan yang satu-persatu hampir menyerah dengan mengambil cara lain untuk segera menyelesaikan tomer. Bismillah, kembali memperbarui niat lagi. Bismillah, mulai rajin lagi seperti awal dulu. Tomer...

Hari ini adalah hari rabu. Pastinya kan ? Tanggalnya berapa rabu ini ? 16 April. Ada sesuatu sepertinya. Ada sesuatu yang sedari tadi malam mengusik hape ku. Ada sesuatu yang sedari malam membuat facebookku bingung untuk membuka pemberitahuan tiada henti. Ada apa dengan tanggal 16 bulan april tahun ini ? 
Ternyata ada seseorang yang menginjak umur 18 tahun. Orang yang dulunya mencoba untuk tetap kalem dan sok cool. Orang yang sekarang berubah bersama hawa di kota tempat tinggalnya yang berubah tiap saat. Entah, apakah orangnya merasa semakin nyaman dan krasan di kota asingnya. Tapi, baru tadi malam ia menangis merindu ibunya di desa samping sawah itu. Orang yang kini bergelut dengan jenuhnya waktu. Lalu, siapakah orang itu ? Mari kita tebak dalam hati sendiri-sendiri ya.

-----

Aku kembali menata selimutku. Sudahkah malam ini aku menyelesaikan PR Tomer ku ? tanyaku pada diriku sendiri. Ah betapa malasnya aku sekarang, pr yang menumpuk banyak itu sekarang hanya separonya aku kerjakan. Ada apa denganku ? Apakah ada perubahan rasa malas yang datang sesuai dengan hari-hariku di tomer. Aku harus menyelesaikannya pagi ini setelah subuhan dan tadarus quran. Kalau tidak, rasa malas itu akan selalu menempel di tubuh ini. 
Kemudian aku bangkit dan melakukan apa yang harus aku lakukan, kewajiban selaku hamba-Nya. Dalam doa panjang subuh ini aku berdoa pelan, 
"Ya Allah, ternyata sekarang saya sudah 18 Tahun. Tahun dimana saya harus semakin memperbaiki diri. Saya harus semakin semangat untuk menjadikan islam jaya. Saya harus meningkatkan taat kepada-Mu. Oleh karena itu, mudahkan segala urusan hamba-Mu ini ya Rabb. Berikan kesuksesan dunia dan akhiratMu, Jagalah kedua orang tua yang sedang menunggu kesuksesan saya ya Rabb. Amiin"

-----

18 Tahun, tahun dimana seseorang bisa berdiri tegak mempertahankan apa yang ia yakini. Tahun dimana kedewasaan adalah mutlak. Tahun yang pernah dinanti para pejuang islam untuk siap meneguhkan panjinya dalam dunia.
Selamat datang 18 Tahun, selamat datang kedewasaan, selamat datang masa kemenagngan, selamat datang masa kuliah, selamat datang masa membaca, selamat datang masa bahasa turki, selamat datang dunia nyata.

#16 April 2014
Karena 16 selalu membutuhkan 18.

0 comments